Jumat, 12 Desember 2008

SOSOK JOOU BARAKATI " SULTAN NUKU "


" SULTAN NUKU (JOOU BARAKATI) "
SAEDUL JIHAD MUHAMMAD EL MAB'US AMIRUDIN SYAH KAICIL PAPARANGAN



Muhamad Amiruddin alias Nuku adalah putra Sultan Jamaluddin (1757 – 1779) dari kerajaan Tidore. Pada tanggal 13 April 1779, dinobatkan sebagai Sultan Tidore dengan gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan SAEDUL JIHAD MUHAMMAD EL MAB'US AMIRUDIN SYAH KAICIL PAPARANGAN. Nuku juga dijuluki sebagai “Jou Barakati” yang artinya Sultan yang Jujur,Amanah, Bijaksana,kokoh dalam prinsip kebenaran, Selalu melawan Kejaliman. Dalam zaman pemerintahan Nuku (1797 – 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah kerajaan yang luas yang meliputi Pulau Tidore, Halmahera, pantai Barat dan bagian Utara Irian Barat serta Seram Timur. Sejarah mencatat bahwa hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan untuk mempertahankan tanah air dan membela kebenaran, menghancurkan kebatilan

Dari satu daerah, Nuku berpindah ke daerah lain, dari perairan yang satu menerobos ke perairan yang lain, berdiplomasi dengan Belanda maupun dengan Inggris, mengatur strategi dan taktik serta terjun ke medan perang. Semuanya dilakukan hanya dengan tekad dan tujuan yaitu membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajah dan hidup damai dalam alam yang bebas merdeka. Cita-citanya membebaskan seluruh kepulauan Maluku terutama Maluku Utara (Maloko Kie Raha) dari penjajah bangsa asing. Untuk itu Nuku berjuang tanpa mengenal istirahat sampai di hari tuanya.

Pemerintah Kolonial Belanda dengan gubernur-gubernurnya yang ada selalu berhadapan dengan “Prince Rebel” (raja pemberontak) ini yang terus mengganjal kekuasaan Kompeni (Belanda) tanpa kompromi. Mereka semua tidak mampu menghadapi konfrontasi Nuku. Nuku merupakan musuh bebuyutan yang tidak bisa ditaklukan, bahkan tidak pernah mundur selangkahpun saat bertempur melwan Belanda di darat maupun di laut.

Ia adalah seorang pejuang yang tidak dapat diajak kompromi. Semangat dan perjuangannya tidak pernah padam, walaupun kondisi fisiknya mulai dimakan usia. Kodrat rohaninya tetap kuat dan semangat tetap berkobar sampai ia meninggal dalam usia 67 tahun pada tahun 1805. Sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa dan pengorbanannya, Pemerintah Republik Indonesia mengukuhkan Sultan Nuku sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN”

Tidak ada komentar: